Selasa, 17 Juni 2008

Merdeka

Merdeka bukan hanya lepas dari penjajahan politik negara namun bagaimana pikiran kita bisa bebas meskipun dalam sebuah institusi atau lembaga. Kita akan merdeka jika pikiran kita berada di sini dan saat ini. Meditasi adalah salah satu jalan untuk menuju kemerdekaan itu dan menulis adalah pekerjaan yang bisa memerdekakan kita dan membebaskan kita dari perbudakan pola pikir orang lain. Di sini kita akan menyadari adanya banyak keterikatan kita akan pikiran orang lain di masa lalu dan kita bukan pikiran itu. Amati saja dan biarkan berlalu karena kita bukan pikiran itu. Apa yang akan terjadi jika kita melepaskan pikiran itu, sesuatu yang melegakan cobalah hanya mengamati anugerah Tuhan hanya untuk detik ini dan anda akan merdeka.

Senin, 09 Juni 2008

Life

Ketika bangun tidur, aku masih malas untuk membuka mata menyadari nikmatnya tidur di kasur yang empuk dan berselimut kain halus yang hangat. Mendengarkan instrumen gitar dan biola yang melantunkan lagu-lagu pujian, mendengarkan tiap nadanya, ketukannya, kemudian memejamkan mata lalu membayangkan menari diiringi lantunan lagu itu. Perlahan detak jantung dan irama napas teratur. Merasakan udara dingin yang masuk lewat lubang hidung, kemudian merasakan hangatnya udara yang keluar lewat lubang yang sama. Merasakan dan menyadari tarikan dan hembusan napas itu. Ketika menyadari itu pikiranpun akan berusaha lari ke masa lalu, atau tiba-tiba lari ke masa depan. Kadang lari ke kejadian-kejadian yang memilukan, menyedihkan, kadang lari lagi ke masa yang sangat menyenangkan, menggembirakan, dan membahagiakan. Namun aku tak boleh melekat pada pikiran itu, karena aku bukan pikiran itu. Kubiarkan saja mengikutinya dan hanya melihat tanpa prejudice. Untuk mengembalikan ke masa kini dan saat ini agar aku hidup dan menikmatinya. Hanya kuperhatikan tarikan dan hembusan napas yang keluar dari lubang hidung. Perlahan pikiran ini sudah berada di sini kembali dan saat ini. Mmmmm betapa nikmatnya hidup ini bisa bernapas, mendengar, melihat, meraba dan berjalan dan semuanya berfungsi dengan baik sungguh suatu karunia yang mahal yang tidak bisa dinominalkan.
Selesai mendengarkan lagu, aku berjalan ke dapur kemudian mengambil gelas bening dari kaca, menuangkan air putih dingin ke dalamnya lalu kuteguk. Air dingin itu membasuh kerongkonganku dan menyegarkannya. Tiga gelas aku rasa cukup. Kemudian aku meletakkan gelas itu diantara teko dan termos. Selesai minum, aku ke kamar mandi dan membuang sisa-sisa alat ekskresiku. Mmmm….lega sudah dan perasaan mengganjal sudah hilang, tidak kebelet lagi. Kemudian kuambil sikat gigi warna kuning, mengambil odol dan memencetnya. Menggosokkan pada gigi ke atas dan ke bawah, berkumur, mandi, dan merasakan dinginnya guyuran air yang membuat badanku segar. Mengambil sabun dan menggosok tiap sudut kulitku dengan busa. Membilasnya dengan air dingin dalam kolah yang berwarna coklat bata. Mengambil handuk dan mengganti pakaian. Selesai mandi segera aku mengambil gelas yang tadi kuletakkan diantara teko dan termos itu. Menuangi gelas itu dengan airteh setengah gelas kemudian menambahi dengan air panas dalam termos lalu kuambil sendok stainlesstell. Dua sendok madu kumasukkan dalam gelas itu lalu kuaduk, Mmmmmm nikmatnya tehmadu tanpa bahan pengawet yang menyehatkan. Betapa nikmatnya minuman ini dan ucapan syukurku karena aku memiliki ibu yang menyiapkan sarapan dan minuman tiap pagi. Selesai sarapan aku mengambil sepedaku lalu mengayuhnya keliling kampung dan melewati sawah. Merasakan hangatnya matahari menerpa kulit dan melihat segarnya tumbuhan hijau dan jernihnya air di sawah. Burung-burung juga masih berkicau riang suatu karunia yang luar biasa kumiliki bisa melihat dan mendengar dan punya kaki yang utuh sehingga bisa mengayuh sepeda.
Selesai menikmati pemandangan indah di sekitar kampung dan orang-orang yang mulai beraktivitas pagi itu, aku memarkirkan sepedaku kemudian menghabiskan tehmadu tadi yang masih setengah gelas mmmm… nikmatnya. Aku kemudian memulai aktivitasku untuk menulis dan inilah tulisan pembukaanku untuk melatih ingatan dan pemanasan bagaimana aku menggambarkan dan menjalani tiap detik jalannya hidup ini. Sungguh detil hidup yang luar biasa dianugerahkan kepadaku, karena inipun belum apa-apanya jika merasakan apa yang kudapat tiap detiknya…Mmmmm hidup ini sungguh luar biasa nikmat…….

Jumat, 06 Juni 2008

Au....Ah.....

Ada yang mengusik malam-malamku
Sesuatu di sudut ruang yang ingin kusapu, kubersihkan, dan kupojokkan
Mengapa dia menggelitik lagi?
Mengapa dia tidak mau diam?
Suatu keharuman dan kesegaran abadi
Yang pernah mengobarkan api semangat
Yang pernah membuatku kuat untuk menapak
Yang pernah membuatku punya mimpi
Yang membuatku bergairah
Keharuman yang kadang berduri
Kadang menusuk
Kadang menggores
Kadang membuat geli
Kadang melukai
Kadang getas dan rapuh
Kadang diam seperti mati




Akankah dia bersemi kembali?
Mampukah dia mengharumkan ruangan itu kembali
Yang mungkin sudah pengap, berdebu, dan kotor
Atau biarlah dia tetap di sana
Biarlah dia terkubur bersama waktu
Kadang aku lelah
Kadang aku bosan
Kadang aku mengeluh
Kadang ingin kutinggalkan
Tapi ada sesuatu yang menarik lagi
Mengharuskanku untuk merawat lagi



Mawar berduri di sudut ruang
Manakah yang harus kupetik?
Keindahan itu hanya bisa kupandang
Keharuman itu hanya bisa kucium
Ketajaman durimu hanya bisa kurasakan
Ingin kau kupetik dan kutaruh di vas dalam kamarku
Meskipun aku tahu harus tertusuk duri
Tapi keinginanku adalah egoku
Mungkin bisa membunuhmu
Bukan dalam vas tapi bersama tanah di sudut ruang itu
Tapi hal itu tak akan membuatmu indah
Bukan tempatmu dalam vas
Meskipun dalam kaca bening dan air jernih





Mawar berduri di sudut ruang
Kan ku biarkan kamu di sana
Kadang mata ini iri dan tergoda
Melihat mawar-mawar indah milik tetangga
Ingin kucuri, kupetik, dan kutaruh dalam vas kamarku
Tapi itupun akan membunuh mereka
Dalam waktu
Kadang ingin kumiliki mawar di luar ruang itu
Tapi jika keinginan itu muncul durimu akan menusukku
Prinsipku bukan untuk mengambil, mencuri, atau mencari lagi
Sudah kumiliki mawar berduri di sudut ruang itu
Aku harus bisa merawatnya, memupuknya, dan menjaganya
Biar selalu menjadi yang paling indah
Menjadi yang paling harum
Menjadi yang paling baik
Suatu saat nanti tetangga-tetangga itu akan iri
Dengan mawar berduriku di sudut ruang itu

Pelangi Menstruasi

Pelangi itu bergoyang
Sempat kabut gelap menutupinya
Namun perlahan tersingkap kemudian tampak indah kembali
Kali ini agak berbeda
Warna hijau tampak ingin mendominasi
Melengkung paling tebal, menyala, menyurutkan warna lain
Dalam ketebalan warna hijau, bergerak pula warna hijau lain
Ternyata warna hijau juga banyak
Ada hijau tua, hijau pupus, hijau metalik, dan hijau keputih-putihan
Ada warna hijau yang tampak janggal
Hijau bercak merah
Hijau bercak merah darah
Warna yang janggal
Warna yang kelihatannya tidak disukai oleh warna hijau lain
Perlahan dijauhi oleh warna lain
Karena bernoda darah

Perlahan awan bergerak
Menutupi pelangi dari pandangan mata
Awan berwarna coklat itu berarak
Perlahan menutupi pelangi
Namun yang tertutup pandangan hanya warna hijau
Warna hijau bercak merah
Hijau bercak merah darah
Dari tepi pantai terlihat awan itu menghalangi pandangan
Menghalangi pelangi
Khususnya warna hijau
Orang-orang di tepi pantai penasaran
Ingin melihat pelangi warna hijau setelah tertutup awan
Namun awan itu diam tak bergerak
Sehingga semakin menutupi pelangi warna hijau
Semua orang di tepi pantai tambah penasaran
Ada apa gerangan?
Namun ada yang tak pernah disadari oleh awan dan pelangi
Masih ada air laut
Yang memantulkan mereka dari bawah
Ke arah orang-orang di tepi pantai
Melihat pantulan itu semua orang di tepi pantai tertawa terbahak-bahak
Mereka lalu pulang ke rumah masing-masing
Diceritakannya kejadian di tepi pantai itu kepada orang di rumah
Mendengar itu semua orang tertawa terbahak-bahak
Ada-ada saja!


Awal Juni 2008