Minggu, 13 Juli 2008

Taman Bunga

Lihatlah kebun di depan halaman rumah kita sayang
Lama sudah kutanam bunga itu namun sampai sekarang tak tumbuh
Apakah kita lupa merawatnya sehingga yang tumbuh sekarang adalah ilalang?
Mungkin kita berharap bunga itu akan mekar dengan berbagai warna
Mungkin kita berharap bunga itu akan tumbuh subur
Mungkin saat ini kita ingin melihatnya mekar
Mungkin juga saat ini kita ingin memetiknya
Semua hanya keinginan yang mungkin
Namun aku atau kamu kadang lupa
Bahwa bunga itu dulunya harus kita rawat
Bahwa dulunya harus kita siram
Kadang harus diberi pupuk
Kadang ilalang itu harus kita siangi
Namun kita terlalu sibuk yang membuat kita lupa
Kita tidak memperhatikannya
Sehingga saat ini kecewa
Jangan salahkan masa lalu dan saat ini atau masa depan
Bunga-bunga indah itu memang untuk masa depan
Tapi bukan masa depan yang sia-sia
Jika hari ini kitapun masih sama untuk melupakan mereka
Memang masa depan mereka
Tapi saat ini harus kita benahi
Kita rencanakan lagi dan kita tata kembali
Agar masa depan kekecewaan kita tidak sama
Marilah sayang, jika kita luang
Lintinglah sedikit lengan bajumu
Kita mulai lagi merawat taman bunga kita
Jika aku tidak di rumah rawatlah
Jika kamu pergi aku yang akan merawatnya
Tapi paling bijak kalau kita merawat bersama


Juli 2008

Minggu, 06 Juli 2008

Anak Rajawali

Aku sangat terkesan dengan cerita ini: Ada seorang Indian yang hidup di suatu pegunungan yang terpencil. Bersama istrinya dia hidup setiap hari secara sederhana. Sang suami suatu hari pergi mencari kayu bakar sampai ujung tebing pegunungan. Di salah satu pohon pinggir tebing dia melihat ada sarang rawajawali emas, kemudian didekati sarang itu. Ada sebutir telur. Telur itu kemudian diambil dan dibawa pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, kebetulan ayamnya sedang mengeram. Ketika induk ayam keluar dari tempatnya mengeram dimasukkan telur rajawali emas itu di dalamnya.
Kebetulan waktu menetas bisa bersamaan sehingga anak rajawali itu hidup dan tumbuh bersama anak ayam. Dia belajar mencari makan dengan mengais tanah. Kadang-kadang juga meloncat dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Suatu hari anak rajawali itu melihat seekor burung yang gagah perkasa melawan angin dan terbang sangat tinggi sampai tertutup awan. Dalam benaknya anak rajawali itu sangat kagum akan kehebatan seekor burung rajawali emas yang terbang dengan gagahnya di angkasa. Sampai-sampai dia berkata kepada induknya "Bu alangkah hebatnya bila aku bisa seperti itu, burung apa itu namanya Bu?" "O...yang terbang gagah itu rajanya para burung, sudahlah jangan punya keinginan dan mimpi yang muluk-muluk kita ini adalah seekor ayam tidak mungkin bisa terbang seperti itu." Kata induk ayam itu. Akhirnya sampai mati anak rajawali itu hidup dengan cara hidup sebagai seekor ayam. Dengan mencari makan dengan mengkais tanah dan mematuk. Betapa malangnya nasib anak rajawali emas itu yang tak pernah menyadari bahwa dirinya adalah seekor rajawali emas yang mampu terbang tinggi dan membelah awan hanya gara-gara menuruti induk ayam dan teman-teman yang hidup bersamanya selama ini.
(Dikutip dari tulisan Anthony De Mello, SJ. "Jalan Menuju Tuhan".)

Dikotomi

Aku bingung
Dia atau dia
Benar atau salah
Baik atau buruk
lawan atau kawan
Akhirnya aku memilih diam
Hening
Maranatha seribu kali
sampai hati penuh
Hanya napas
Keluar masuk
Hangat dingin
Itu pun masih dikotomi
Hening lagi
Oh My God is she?