Minggu, 06 Juli 2008

Anak Rajawali

Aku sangat terkesan dengan cerita ini: Ada seorang Indian yang hidup di suatu pegunungan yang terpencil. Bersama istrinya dia hidup setiap hari secara sederhana. Sang suami suatu hari pergi mencari kayu bakar sampai ujung tebing pegunungan. Di salah satu pohon pinggir tebing dia melihat ada sarang rawajawali emas, kemudian didekati sarang itu. Ada sebutir telur. Telur itu kemudian diambil dan dibawa pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, kebetulan ayamnya sedang mengeram. Ketika induk ayam keluar dari tempatnya mengeram dimasukkan telur rajawali emas itu di dalamnya.
Kebetulan waktu menetas bisa bersamaan sehingga anak rajawali itu hidup dan tumbuh bersama anak ayam. Dia belajar mencari makan dengan mengais tanah. Kadang-kadang juga meloncat dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Suatu hari anak rajawali itu melihat seekor burung yang gagah perkasa melawan angin dan terbang sangat tinggi sampai tertutup awan. Dalam benaknya anak rajawali itu sangat kagum akan kehebatan seekor burung rajawali emas yang terbang dengan gagahnya di angkasa. Sampai-sampai dia berkata kepada induknya "Bu alangkah hebatnya bila aku bisa seperti itu, burung apa itu namanya Bu?" "O...yang terbang gagah itu rajanya para burung, sudahlah jangan punya keinginan dan mimpi yang muluk-muluk kita ini adalah seekor ayam tidak mungkin bisa terbang seperti itu." Kata induk ayam itu. Akhirnya sampai mati anak rajawali itu hidup dengan cara hidup sebagai seekor ayam. Dengan mencari makan dengan mengkais tanah dan mematuk. Betapa malangnya nasib anak rajawali emas itu yang tak pernah menyadari bahwa dirinya adalah seekor rajawali emas yang mampu terbang tinggi dan membelah awan hanya gara-gara menuruti induk ayam dan teman-teman yang hidup bersamanya selama ini.
(Dikutip dari tulisan Anthony De Mello, SJ. "Jalan Menuju Tuhan".)

Tidak ada komentar: