Jumat, 06 Juni 2008

Au....Ah.....

Ada yang mengusik malam-malamku
Sesuatu di sudut ruang yang ingin kusapu, kubersihkan, dan kupojokkan
Mengapa dia menggelitik lagi?
Mengapa dia tidak mau diam?
Suatu keharuman dan kesegaran abadi
Yang pernah mengobarkan api semangat
Yang pernah membuatku kuat untuk menapak
Yang pernah membuatku punya mimpi
Yang membuatku bergairah
Keharuman yang kadang berduri
Kadang menusuk
Kadang menggores
Kadang membuat geli
Kadang melukai
Kadang getas dan rapuh
Kadang diam seperti mati




Akankah dia bersemi kembali?
Mampukah dia mengharumkan ruangan itu kembali
Yang mungkin sudah pengap, berdebu, dan kotor
Atau biarlah dia tetap di sana
Biarlah dia terkubur bersama waktu
Kadang aku lelah
Kadang aku bosan
Kadang aku mengeluh
Kadang ingin kutinggalkan
Tapi ada sesuatu yang menarik lagi
Mengharuskanku untuk merawat lagi



Mawar berduri di sudut ruang
Manakah yang harus kupetik?
Keindahan itu hanya bisa kupandang
Keharuman itu hanya bisa kucium
Ketajaman durimu hanya bisa kurasakan
Ingin kau kupetik dan kutaruh di vas dalam kamarku
Meskipun aku tahu harus tertusuk duri
Tapi keinginanku adalah egoku
Mungkin bisa membunuhmu
Bukan dalam vas tapi bersama tanah di sudut ruang itu
Tapi hal itu tak akan membuatmu indah
Bukan tempatmu dalam vas
Meskipun dalam kaca bening dan air jernih





Mawar berduri di sudut ruang
Kan ku biarkan kamu di sana
Kadang mata ini iri dan tergoda
Melihat mawar-mawar indah milik tetangga
Ingin kucuri, kupetik, dan kutaruh dalam vas kamarku
Tapi itupun akan membunuh mereka
Dalam waktu
Kadang ingin kumiliki mawar di luar ruang itu
Tapi jika keinginan itu muncul durimu akan menusukku
Prinsipku bukan untuk mengambil, mencuri, atau mencari lagi
Sudah kumiliki mawar berduri di sudut ruang itu
Aku harus bisa merawatnya, memupuknya, dan menjaganya
Biar selalu menjadi yang paling indah
Menjadi yang paling harum
Menjadi yang paling baik
Suatu saat nanti tetangga-tetangga itu akan iri
Dengan mawar berduriku di sudut ruang itu

Tidak ada komentar: