Rabu, 19 Januari 2011

Memotret untuk Pemula


Setelah mencoba lama menggunakan digital kamera Fuji F 455 karena hanya kamera itu yang saya punya, ada keinginan untuk berbagi pengalaman selama memotret menggunakan kamera itu. Beberapa sahabat menyarankan agar menulis dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh semua orang , “jangan menulis dengan bahasa sulit atau kata-kata tingkat tinggi yang hanya dipahami oleh alien” kata mereka. Baiklah teman-teman kita mulai saja membicarakan kamera ini.
Pertama kali memegang kamera ini, oleh customer service-nya diajari cara memasang baterai yang berbentuk kotak dengan menekan pakai ibu jari dan mendorongnya sedikit ke depan. Setelah terbuka, dipasang baterai itu dan juga kotak tipis yang sering disebut XD yang merupakan kartu untuk menyimpan memori foto, XD ini kapasitasnya macem-macem ada yang hanya 16 MB, ada yang 125 MB, ada yang 250 MB, 552 MB, 1 GB, 2 GB, dst. Dulu waktu beli bawaan dari kameranya adalah 16 MB namun karena promo oleh tokonya diberi bonus XD dengan kapasitas 250 MB. Setelah semua terpasang maka dicobalah dinyalakan tombol on-off di bagian atas lalu di bagian belakang atas ada 3 setelan untuk melihat hasil foto, membuat video, dan memotret. Pencobaan pertama adalah memilih setelan memotret setelah dicoba menjepret lalu dilihat hasilnya. Lalu setelah ada hasilnya, jangan lupa untuk penggunaan pertama baterai perlu dicas selama 4 jam agar penuh.
Di bagian belakang kamera ada kotak untuk melihat hasil maupun memotret object yang akan dipotret hal ini sangat memudahkan untuk proses “framing” atau mengepaskan object ke dalam bingkai foto supaya hasilnya bisa dinikmati oleh orang yang melihat foto tersebut. Selain itu, ada fasilitas zoom di kanan atas tapi menurut pengalaman saya jika menggunakan zoom ini hasilnya tidak tajam jadi kalau tidak terpaksa, penggunaan zoom ini dihindarkan saja. Selain itu juga ada fasilitas makro yang berupa tanda bunga yang digunakan memotret object-object kecil dengan jarak 10 cm.
Pertama kali dulu setelah mencoba memotret beberapa even untuk amannya kamera ini saya set serba otomatis sehingga hasilnya standar. Berdasarkan pengalaman juga kamera ini kurang baik untuk memotret dokumentasi malam hari karena red-eye nya kurang berfungsi maksimal sehingga setelah dicetak meskipun sudah menggunakan fasilitas red-eye masih juga ada gambar orang yang matanya seperti mata kucing yang bercahaya. Namun jika untuk memotret dokumentasi pagi sampai sore hasilnya akan tajam. Namun bagi mereka yang suka akan seni, mungkin memotret malam hari setelah matahari terbenam punya sensasi tersendiri karena jika tanpa blitz hasilnya akan tampak warna biru yang lain dari biasanya. Kamera ini paling bagus hasilnya untuk memotret obyek dengan jarak potret kurang dari 2 m, di atas jarak itu hasilnya akan kurang maksimal.
Jika untuk kepentingan non dokumentasi, saya berani mencoba mengeksplorasi kamera dengan setelan hitam putih maupun krom. Namun untuk hasil yang nyeni akan lebih baik tidak usah menggunakan blitz dan yang paling utama dalam memotret adalah KAMERA JANGAN SAMPAI GOYANG WAKTU MEMOTRET, karena akan menyebabkan ada bayangan pada hasil. Itu dulu teman-teman berbagi ceritaku tentang memotret. Selamat memotret dan mencoba……

Tidak ada komentar: