Minggu, 22 Januari 2012

Jika Galau, Meditasilah Sejenak


Ketika hati galau ditambah lagi problematika di lingkungan sekitar tidak terpecahkan sehingga membuat kepala pusing dan amarah mudah muncul, banyak orang bingung mau ngapain? Mabuk dan menggunakan narkotika mungkin menjadi pilihan beberapa orang namun berdasarkan pengalaman mereka yang pernah menggunakan hal itu tidak juga mengatasi masalah karena hanya bersifat melupakan masalah untuk sementara. Kecanduan dan rusaknya organ dalam malah akan menambah masalah dikemudian hari jika mabok atau menggunakan narkoba.
Berdoa memohon mukjijat juga banyak dilakukan orang jika pikiran dan logika sudah tidak mampu lagi mengatasi permasalahan yang ada. Namun harapan ini jika doanya tidak segera terkabul kemudian malah menimbulkan kekecewaan dalam dirinya dan bayak juga yang akhirnya malah menghujat Tuhan bahkan ada yang saking frustasinya mengatakan Tuhan itu tidak ada. Orang tua bingung, sahabat bingung, pacar bingung, dan gurunya juga bingung, ada apa dengan masalah anak ini?
Keinginan kadang hanya dipahami oleh orang yang bersangkutan, dan yang bisa memahami atau mengerti hanyalah dirinya sendiri dan tak akan ada orang lain yang mampu memahami diri selain dirinya sendiri. Berdoa sebenarnya adalah jalan yang sudah benar, namun menurut Anthony De Mello tidak semua orang bisa berdoa. Seperti yang diuraikannya berikut ini dalam buku Sadhana:
“Lima belas tahun terakhir ini saya bertugas sebagai pemimpin retret dan pembimbing rohani membantu orang untuk berdoa. Saya mendengar banyak keluhan: orang tidak tahu bagaimana caranya berdoa. Bagaimanapun mereka berusaha, kelihatannya tidak ada kemajuan. Rasanya doa membosankan dan mengecewakan”.
Hal di atas tidak hanya dialami banyak orang, saya pun juga mengalami hal tersebut rasanya sudah segala metode doa saya pelajari bahkan sampai lelaku yang ekstrim saya lakukan seperti jalan kaki ke tempat ziarah, naik sepeda ke tempat ziarah, dan tiap jam 12 malam berdoa ke luar rumah namun tetap tidak ada perkembangan, teman-teman saya juga mengatakan begitu, “tidak ada perkembangan pada dirimu” Masih mudah marah dan masih sering menyalahkan keadaan begitu kata mereka. Padahal menurutku itu manusiawi. Kadang batas kesabaran manusia ada batasnya. Tapi kata mereka, percuma kami berdoa tiap hari jika amarahmu masih menyala.
Lalu saya kembali membaca dari awal “Sadhana” lagi dan hal di pendahuluan awal yang menjadi dasar penting malah tidak pernah say abaca:” Salah satu dasar menyatakan, bahwa doa itu suatu latihan yang membawa perkembangan dan memberi kepuasan, dan memang banyak kita mencari ini semua dalam doa. Dasar lain menyatakan, bahwa doa itu harus lebih dilakukan dengan hati daripada dengan budi. Memang, semakin cepat doa bebas dari pemikiran kepala, semakin jadi menyenangkan dan bermanfaat. Kebanyakan imam dan religious menyamakan doa itu dengan berpikir-pikir. Itu gagasan mereka”
Seorang Guru Hindu mengjarkan pengarahan dalam hal doa: “Pusatkan perhatianmu pada pernafasan.” “Udara yang anda hirup itu Tuhan. Anda menghirup Tuhan dan menghembuskanNya. Sadarilah itu dan bertahanlah dalam kesadaran itu!”.

Tidak ada komentar: