Sabtu, 28 Agustus 2010

Teratai Putih yang Bisu


Entah sudah ke sekian kalinya
Aku merenung lagi
Kembali ke sini
Malam minggu ini


Masih menganga cluritan dulu itu
Meninggalkan genangan luka yang belum kering
Berdarah lagi jika terkelupas
Menetes lagi luka itu


Membuatku membisu
Tak tahu
Mengapa harus merasa
Tanpa tawa


Apakah kamu akan mengambil satu duri itu?
Atau akan menambahkan duri di kepala itu?
Mungkin berat
Hanya dialog dalam batin ini
Kali ini hanya ditemani teratai putih
Di atas air


Sekitar tak paham
Tak ada yang paham
Dan tak akan paham
Mengapa kamu mengambil duri?
Sementara yang lain dengan tawa menancapkan duri itu

Sungguh tak enak mungkin
Sudah habis raga ini diinjak-injak
Sudah tak punya apa-apa lagi
Masih harus menanggung beban di punggung

Namun air itu justru mengalir deras
Ketika luka itu kembali menganga
Luka karena memilih mengambil duri
Dan menancapkan di kepala ini
Dan hati ini……
Air yang damainya tak terkatakan
Dan tak terucapkan….
Hanya air mata ini yang mampu berkata…….

Tidak ada komentar: